Struktur yang dimiliki protein jauh lebih kompleks dibandingkan dengan struktur karbohidrat. Struktur ini memegang peranan penting dalam menentukan aktivitas biologisnya. Struktur protein dapat dibedakan menjadi empat tingkatan yaitu struktur primer, sekunder, tersier dan kuarterner.
Struktur primer adalah urut-urutan asam amino dalam rantai polipeptida yang menyusun protein. Protein pertama yang berhasil ditentukan struktur primernya adalah insulin, yaitu hormon yang berfungsi mengatur kadar gula darah. Struktur primer dari insulin sapi.
Struktur sekunder berkaitan dengan bentuk dari suatu rantai polipeptida. Oleh karena adanya ikatan hidrogen antara atom hidrogen dari gugus amino dengan atom oksigen dari gugus karboksil dalam satu rantai, suatu rantai polipeptida menggulung seperti spiral (alfa heliks) atau seperti lembaran kertas continues form (beta-pleated sheet), atau bentuk triple helix.
Struktur tersier protein merupakan bentuk tiga dimensi dari suatu protein. Bagaikan seutas mie yang diletakkan di dalam cawan, suatu rantai polipeptida dapat melipat atau menggulung sehingga mempunyai bentuk tiga dimensi tertentu.
Setiap protein mempunyai bentuk tiga dimensi tertentu. Jadi, semua molekul hemoglobin, sebagai contoh, mempunyai bentuk tiga dimensi yang sama. Bentuk tiga dimensi protein sangat berperan dalam menentukan fungsi biologis protein tersebut. Sering kali suatu molekul organik bukan protein terikat pada rantai polipeptida dalam struktur tersiernya, suatu polipeptida yang terdiri dari 153 residu asam amino terikat pada satu unit heme.
Sebagian protein hanya mengandung rantai tunggal polipeptida, tetapi yang lain, yang disebut protein oligomer, terdiri dari dua atau lebih rantai. Sebagai contoh, hemoglobin mempunyai empat rantai. Masing-masing rantai merupakan satu subunit protein. Susunan subunit-subunit dalam protein oligomer disebut struktur kuarterner.
Dua molekul asam amino dapat berpolimerisasi kondensasi dengan melepas molekul H2O sebagai berikut.
Ikatan yang mengikat dua molekul asam amino itu disebut ikatan peptida, dan senyawa yang terbentuk disebut dipeptida.
Contoh :
Jika suatu larutan protein, misalnya putih telur dipanaskan secara perlahanlahan sampai kira-kira 60-70ºC, lambat laun larutan menjadi keruh dan akhirnya mengalami koagulasi. Larutan tidak dapat larut lagi meskipun didinginkan. Perubahan seperti ini disebut denaturasi protein. Denaturasi protein adalah perubahan struktur protein yang diakibatkan adanya pemanasan perlahanlahary perubahan pH yang ekstrim atau pengguncangan yang intensif.
2.4. Penggolongan Protein
Protein dapat dibedakan berdasarkan komposisi kimia, bentuk maupun fungsi biologisnya.
a. Penggolongan Protein Berdssarkan Komposisi Kimianya
Berdasarkan komposisi kimianya proteindi bedakan menjadi dua, yaitu protein sederhana, dan protein konjugasi. Protein sederhana hanya terdiri atas asam amino tanpa gugus kimia lain, sedangkan protein konjugasi terdiri atas rantai polipeptida yang terikat pada gugus kimia lain. Bagian yang bukan asam amino dari protein konjugasi disebut gugus prostetik. Protein konjugasi digolongkan berdasarkan jenis gugus prostetiknya, di antaranya diberikan pada Tabel.
b. Penggolongan Protein Berdasarkan Bentuknya
Berdasarkan bentuknya, protein digolongkan menjadi dua, yaitu protein serabut dan protein globular.
1. Protein serabut, mempunyai ciri-ciri:
· serabut panjang dan tidak berlipat menjadi globulal,
· tidak larut dalam air,
· mempunyai fungsi struktural ataupelindung, dan
· mempunyai sedikit struktur tersier atau tidak sama sekali.
Contoh : kolagen, fibroin, keratin, miosin, aktin, serta fibrin.
2. Protein globular, mempunyai ciri-ciri:
· merupakan protein yang sangat besar,
· memiliki struktur tersier dan terkadang struktur kuartener yang kompleks, yang tergabung dan terlipat membentuk suatu globular atau bulatan, dan
· umumnya larut dalam air dan mudah berdifusi.
Contoh : enzim, antibodi (imunoglobulin), protein transpor (hemoglobin), protein penyimpanan (kasein dan albumin).
c. Penggolongan Protein Berdasarkan Fungsi Biologinya
Berdasarkan fungsi biologinya, protein dapat digolongkan menjadi tujuh golongan:
1. Protein struktur, berperan sebagai penyangga, untuk memberikan struktur biologi kekuatan / perlindungan.
Contoh : kolagen, keratin, dan fibroin.
2. Protein nutrien dan penyimpan,berfungsi sebagai cadangan makanan.
Contoh : ovalbumin pada telur, dan kasein pada susu.
3. Protein pengatur, berfungsi mengatur aktivitas seluler atau fisiologi.
Contoh : hormon
4. Protein transpor, yang mengikat dan memindahkan molekul atau ion spesifik. Contoh : hemoglobin
5. Protein kontraktil, yang memberikan kemampuan pada organisme ntuk mengubah bentuk atau bergerak.
Contoh : aktin dan miosin.
6. Enzim, berfungsi sebagai biokatalis.
Contoh : tripsin dan ribonuklease.
7. Antibodi, berfungsi melindungi organisme terhadap serangan penyakit.
Contoh : imunoglobin, fibrinogen, dan trombin.
2.5. Uji Pengenalan Protein
a. Uji Biuret
Uji Biuret positif bagi semua zat yang mengandung ikatan peptida. Zat yang akan diselidiki mula-mula ditetesi larutan NaOH, kemudian larutan CuSO4 encer. Jika terbentuk warna ungu, berarti zat itu mengandung ikatan peptida.
b. Uji Xantoproteat
Uji Xantoproteat adalah uji terhadap protein yang mengandung gugus fenil (inti benzena). Jika protein mengandung cincin benzena, maka jika dipanaskan dengan asam nitrat pekat akan terbentuk warna kuning yang kemudian menjadi jingga jika ditetesi larutan NaOH.
c. Uji Belerang
Adanya unsur belerang dalam protein dapat ditunjukkan sebagai berikut. Mula-mula larutan protein dengan larutan NaOH 6 M dipanaskan, lalu ditambahkan beberapa tetes larutan timbel asetat. Jika terbentuk endapan hitam (PbS), berarti menunjukkan adanya belerang dalam protein.
2.6. Manfaat Protein Bagi Tubuh
Manfaat protein untuk tubuh sangat besar. Kandungan protein dalam tubuh manusia mencapai 1/6 dari berat tubuh manusia. Protein sangat penting untuk perkembangan setiap sel dalam tubuh dan juga untuk menjaga kekebalan tubuh.
Sebagai salah satu gizi yang sangat dibutuhkan oleh manusia, protein sangat penting di masa pertumbuhan. Asupan protein yang cukup juga dapat membantu dalam proses penyembuhan luka, regenerasi sel hingga mengatur kerja hormon dan enzim dalam tubuh.
Protein juga memiliki fungsi utama untuk membentuk jaringan pada tubuh dengan kandungan asam aminonya. Kekurangan protein pada anak-anak dapat menyebabkan terganggunya pertumbuhan. Selain itu, kekurangan protein juga dapat menyebabkan terjadinya penyakit seperti misalnya kwashiorkor dan marasmus.
Kwashiorkor biasanya diderita oleh bayi dan anak pada usia enam bulan sampai tiga tahun. Ciri anak yang terkena penyakit ini diantaranya mengalami pembengkakan pada kaki dan tangan, memiliki wajah yang sembab dan otot yang kendur, muka seperti bulan, serta rambut yang kemerahan dan rapuh.
Jika penderita kwashiorkor yang tidak kelihatan kurus, maka pada penderita penyakit marasmus, biasanya terlihat sangat kurus dan tampak lebih tua dari pada usia sebenarnya. Penyakit ini terjadi pada anak yang menderita kekurangan kalori dan protein.
Untuk itulah penting bagi Anda dan keluarga untuk tetap memperhatikan asupan gizi setiap harinya. Protein dapat Anda peroleh pada makanan yang mungkin sehari-harinya Anda temukan atau bahkan Anda konsumsi.
Beberapa sumber protein diantaranya adalah susu, daging, ikan, telur, jagung, kentang, tumbuhan yang berbiji. Protein juga terbagi menjadi dua, yakni protein nabati dan hewani. Keduanya sama pentingnya bagi tubuh.
Protein hewani adalah protein yang berasal dari hewan. Bahan makanan yang mengandung protein ini diantaranya adalah daging, telur, dan susu hewan. Sedangkan protein nabati adalah protein yang berasal dari tumbuhan, seperti buah-buahan dan kacang.
Meski protein sangat diperlukan bagi tubuh, namun asupan nutrisi lainnya pun harus tetap Anda diperhatikan. Pastikan asupan protein Anda sehari-hari tercukupi untuk mendapatkan manfaat protein yang maksimal.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Protein merupakan senyawa terpenting penyusun sel hidup yang terdapat dalam semua jaringan hidup, baik tumbuhan, hewan, maupun tubuh kita. Protein adalah makromolekul yang tersusun dari rantai-rantai panjang asam alfa amino dengan massa molekul relatif berkisar dari 6000 hingga beberapa juta. Oleh karena itu, pembahasan akan dimulai dengan komponen penyusun protein, lalu dilanjutkan struktur dan penggolongan protein, serta uji pengenalan protein.
Kandungan protein dalam tubuh manusia mencapai 1/6 dari berat tubuh manusia. Protein sangat penting untuk perkembangan setiap sel dalam tubuh dan juga untuk menjaga kekebalan tubuh.